Evi Mafriningsianti Minta Pemerintah Tindaklanjuti Dapur MBG di Area Pabrik Besi

Evi Mafriningsianti Minta Pemerintah Tindaklanjuti Dapur MBG di Area Pabrik Besi

Lensaperistiwa – Kota Bekasi

Anggota Komisi II DPRD Kota Bekasi, Hj. Evi Mafriningsianti, menyoroti temuan adanya dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berlokasi di area pabrik besi. Ia meminta pemerintah melalui dinas terkait segera turun tangan melakukan pemeriksaan untuk memastikan standar higienitas dan perizinan dapur tersebut sesuai ketentuan.

“Mulai dari luas dapur, standar higienis, hingga alat-alatnya semuanya sudah ada aturannya. Pemerintah dan DPRD tinggal melakukan pengecekan kembali apakah sudah sesuai atau belum,” ujarnya.

Evi menegaskan bahwa setiap dapur penyedia makanan bagi siswa harus memenuhi standar teknis yang ditetapkan pemerintah. Lokasi dapur harus aman, layak, dan tidak berpotensi mencemari bahan pangan.

“Kalau ternyata dapurnya di dalam pabrik besi, itu jelas tidak bisa dipertanggungjawabkan dari sisi higienis,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa pengawasan bukan hanya tugas legislatif dan eksekutif, tetapi juga masyarakat. Menurutnya, jika ditemukan dapur tanpa izin atau dapur yang berada di lingkungan tidak layak, masyarakat dapat melapor agar DPRD melakukan tindakan.

“Kalau di lapangan ditemukan pelanggaran seperti dapur tanpa izin atau lingkungan tidak layak, masyarakat bisa melapor ke kami untuk kami tindak lanjuti,” tambahnya.

Evi meminta data lengkap terkait lokasi dapur tersebut agar dapat segera diteruskan ke Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan untuk peninjauan langsung.

“Silakan kirim datanya ke saya, nanti saya minta dinas terkait turun langsung ke lokasi,” ujarnya.

Politisi Komisi II itu kembali menegaskan bahwa penyelenggara MBG atau pihak pabrik dapat dikenai sanksi jika ditemukan pelanggaran serius.

“Ada tahapan teguran, mulai dari SP1 sampai SP3. Kalau tetap tidak digubris, bisa ditutup,” ucapnya.

Ia menyebut bahwa dapur tersebut berada di wilayah yang sebelumnya sudah pernah ditinjau oleh lurah setempat. Informasi yang diterimanya menyebutkan bahwa lokasi itu berada di area Yayasan Albarkah Cinta Insan, dan meski pabrik besi di lokasi tersebut masih aktif, tidak ada aktivitas peleburan atau pemotongan besi.

Evi menambahkan bahwa pemerintah perlu memastikan tidak ada potensi pencemaran bahan makanan akibat unsur logam atau polusi dari lingkungan sekitar dapur.

“Ini bahaya. Kalau bahan makanan terpapar polusi atau karat, bisa menyebabkan keracunan. Kasus seperti ini jangan sampai terjadi,” tandasnya.(ADV)

lensaperistiwa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *