Air Baku di Malteng Dipastikan Jalan 2026

Lensaperistiwa.com Ambon
Proyek pembangunan air baku di Maluku Tengah, untuk kebutuhan air bersih masyarakat Kota Masohi dan sekitarnya dipastikan kembali berjalan pada tahun 2026.Hal itu disampaikan Ketua Komisi III DPRD Maluku, Alhidayat Wajo, kepada wartawan diruang Komisi III, usai pertemuan bersama BWS Maluku. Rabu, (03/12/2025).
Ia mengatakan, tahun ini proyek tersebut tidak mendapat alokasi karena efisiensi anggaran, namun Balai Sungai dan Cipta Karya memastikan pekerjaan akan dilanjutkan melalui kolaborasi dua instansi tersebut.”Salah satu pekerjaan utama adalah pembangunan 12 jembatan khusus untuk menopang pipa air baku menuju Masohi,” ucap Ketua Komisi III, Alhidayat Wajo,
Menurutnya, Jembatan eksisting milik Pemda maupun Balai Jalan tidak dapat digunakan karena tidak mampu menahan beban pipa, terutama saat debit air meningkat. Hingga kini, baru dua jembatan yang berhasil dibangun, sementara sepuluh lainnya belum dikerjakan akibat tidak dianggarkan dalam perencanaan sebelumnya.
“Pekerjaan susulan direncanakan dimulai pada 2026, dan ditargetkan rampung pada tahun 2027, sebelum dapat dimanfaatkan masyarakat,” ujar Politisi PDIP Maluku itu. Komisi III juga menerima laporan warga terkait banjir berulang di Kali Waikawanua meskipun sabodam telah dibangun. Balai Sungai menjelaskan bahwa banjir disebabkan pergeseran alur sungai yang sulit dikendalikan.
Dikatakan Wajo, saat ini terdapat kerja sama antara Pemda Maluku Tengah dan Pemda Kepulauan Tanimbar, terkait pengambilan material galian C untuk membantu memperkuat alur sungai. “Rekomendasi teknis sedang difinalkan dan diharapkan tuntas tahun ini, sehingga penanganan di lapangan dapat dimulai pada 2026,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Komisi III DPRD Maluku juga menyoroti, pembangunan kolam retensi untuk mengantisipasi banjir di Kota Bula, Kabupaten SBT.
“Proyek tersebut masih tertunda akibat persoalan lahan. Komisi III DPRD Maluku akan meninjau langsung lokasi di SBT untuk melihat perkembangan dan mendorong percepatan penyelesaian. Konstruksi direncanakan mulai 2026,” paparnya.
Menariknya, kata Politisi asal Maluku Tengah itu, Balai Sungai menegaskan komitmennya menangani persoalan sungai dan banjir di sejumlah daerah, termasuk SBB, Maluku Tengah, SBT, Kota Ambon, dan wilayah lain di Maluku.
“Penanganan dilakukan bertahap untuk meminimalisir kejadian banjir di masa mendatang,” pungkasnya.(*)






