Agun Gunandjar Sudarsa , Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Jadi Solusi Persoalan Sosial Bangsa

Lensaperistiwa – Pangandaran
Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR RI, Dr. Tr. Agun Gunandjar Sudarsa, menegaskan pentingnya penguatan Empat Pilar Kebangsaan sebagai solusi menghadapi berbagai persoalan sosial yang tengah melanda masyarakat.
Empat Pilar tersebut meliputi Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut Agun, nilai-nilai ini tidak boleh hanya jadi wacana, melainkan harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Fenomena ini menjadi bukti bahwa literasi, edukasi, dan sosialisasi empat pilar sangat relevan jika dijalankan dan diimplementasikan secara nyata, bukan hanya sebatas wacana,” ujar Agun dalam sosialisasi yang digelar di Depan gedung Dpd Golkar Desa Cibenda kecamatan Parigi Pangandaran , pada Sabtu (04/10/2025).
Hadir dalam acara tersebut ketua dpd golkar Pangandaran Taovik martin , anggota dprd partai Golkar dan ratusan simpatisan Golkar .kabupaten Pangandaran .
Agun menyinggung berbagai persoalan bangsa, mulai dari kontroversi di media sosial, kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG), hingga kesenjangan antara pejabat yang semakin kaya dengan rakyat yang hidup dalam penderitaan.
Ia menegaskan, Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga pedoman hidup. “Bahagia itu sederhana. Kalau kita jalankan prinsip-prinsip Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah kita akan menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera. Tidak akan ada lagi kemiskinan dan kelaparan,” ujar Agun .
Agun juga mengingatkan masyarakat untuk tidak larut dalam pesimisme terhadap kondisi bangsa. Menurutnya, perubahan harus dimulai dari diri sendiri.
“Kita mulai dari diri sendiri. Jangan hanya melihat perilaku pejabat yang membuat rakyat marah. Kalau kita semua yakin dan menjadikan empat pilar ini sebagai pedoman hidup, maka kita bisa menjadi teladan bagi lingkungan sekitar,” katanya.
Lebih lanjut, Agun menekankan pentingnya sila pertama Pancasila sebagai dasar keyakinan bahwa manusia lahir untuk berbahagia.
“Apapun profesi dan kedudukan kita, baik sebagai pekerja, dosen, profesor, dokter, maupun pejabat, jika semuanya dikembalikan kepada Tuhan, maka akan lahir kejujuran, keadilan, dan keberkahan,” jelas Agun .
Ia juga mengingatkan bahwa keberagaman adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan berbangsa.
“Toleransi bukan berarti menuntut orang lain menghargai kita, tapi bagaimana kita bisa menghormati perbedaan yang ada. Itulah makna sejati dari Bhinneka Tunggal Ika,” pungkasnya. ( Rk ).






