Alam Gunung Binaya! Telah Mengembalikan Keabadian Firdaus Ahmad Fauzi; Pendaki Asal Jawa Barat

Lensaperistiwa.com Ambon Alam Gunung Binaya Pulau Seram menjadi akhir dari rentang kehidupan Firdaus Ahmad Fauzi Ahad 27 tahun pendaki asal Cibeureum, Cibungbulang Bogor Jawa Barat.
Firdaus melakuan pendakian bersama lima (5) rekan lainnya dua (2) porter dan satu (1) pemandu arah; dengan tujuan Gunung Binaya hingga tiba di puncak ketinggian 3.027 meter di atas permukaan laut atau (MDPL), jalur selatan dengan fisi rute pendakian, tim melakuan persiapan baik itu peralatan makanan minuman dan peralatan lainnya dengan rute Negeri Piliana Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), tujuan Gunung Binaya Seram Utara.
Dengan perjalanan pendakian dua hari hingga tiba di wilayah puncak Gunung. Sesampai di puncak rombongan melakuan aktivitas seperti biasnya, tepat pada 26 April 2025 Firdaus bersama rekan lainnya melakuan perjalanan balik dengan rute tujuan Gunung Binaya Negeri Piliana saat perjalanan pada pertengahan jalan Firdaus bersama dengan teman – temanya beristirhat melepaskan dahaga serta mencicipi alakadar perbekalan yang ada.
Saksi mata sekaligus pemandu arah jalan Jisman Walalayo kala itu? Membenarkan Firdaus bersma dengan rombongan kembali menempuh perjalanan menuju pos empat (4) Isilali pos ini biasanya menjadi titik summit attack pendaki menuju puncak Binaiya, dengan melewati pegunungan puncak Bintang, Nasapeha, dan kawasan Waifuku.
Dalam perjalanan menuju Naspea di mana tempat tersebut merupakan tempat istirahat para pendaki namun kata Walalayo, salah satu pendaki mengalami cedera kaki hingga tim berhenti melakuan pengobatan. Salah satu potret bernama Yusuf dan dua (2), pendaki lainnya melakuan perjalan lanjutan satu (1) diantaranya adalah Firdaus Ahmad Fauzi berjalan mendahului Jasmin Walalayo pemandu arah jalan itu, ke Pos lanjutan.
Sementara Firdaus melanjutkan perjalanan menuju Pos lima (5) Nasapeha tanpa dikawal porter kata Jisman, yang menerima informasi tersebut dari Ismail, salah satu porter yang mendaki bersama Firdaus, kala itu.
Yusuf sempat mengingatkan Firdaus agar tidak berjalan sendirian jika mau melanjutkan perjalanan harus didampingi oleh pemandu namun, Firdaus tidak mendengar ucapan temanya dan terus berjalan.
Berselang beberapa menit, Yusuf berteriak memanggil Firdaus berkali – kali, namun teriakan itu tidak mendapatkan respons dari Firdaus. “Ia meninggalkan tim dengan porter, Yusuf mengikuti Firdaus,” tutur Jisman, yang beberapa hari sebelumnya bersama Yusuf memandu pendaki lain kala itu.
Yusuf terus menyusul Firdaus hingga berjalan turun ke Nasapeha, naik ke puncak Bintang, lalu turun hingga ke Isilali. Namun dia tidak menemukan Firdaus di sejumlah titik, dari Isilali, Yusuf kembali naik ke puncak Bintang; dengan hasil yang nihil.
Pendaki asal Bogor, Jawa Barat, itu dinyatakan hilang di Gunung Binaiya, Pulau Seram, Sabtu, 26 April 2025.
Yusuf bertemu dengan tim yang sebelumnya ia tinggalkan di belakang untuk menyusul Firdaus. “Setelah bertemu tim, Yusuf menyampaikan Firdaus sementara kesasar,” ucap Jisman, bedasarkan cerita Ismail, yang juga suami adik perempuannya.
Dari puncak Bintang, punggungan gunung terjal dan curam dengan medan bebatuan, Yusuf kembali turun ke Nasapeha, sebuah lembah kecil dengan pepohonan rimbun, berlumut. Di area Nasapeha ini, Yusuf melihat jejak sepatu di dekat kubangan air. Namun hanya satu jejak kaki, Firdaus.
Menurut Jisman, jejak kaki itu tidak mengarah ke puncak Bintang. Yusuf mengikuti jejak itu. Namun ia tidak menemukan jejak kaki lanjutan sebagai tanda arah tujuan, jejak itu menghilang, hingga Yusuf melaporkan ke Negeri Piliana bahwa Firdaus nyasar, pencarian belum menemukan hasil.
Sejak tanggal 28 April Balai Taman Nasional Manusela baru memberikan informasi ke publik bahawa Firdaus hilang hingga para pendaki menemui tim patroli Taman Nasional Manusela yang berjumlah tiga (3) orang di pos Isilala pada hari berikutnya.
Mereka melaporkan insiden peristiwa Firdaus Ahmad Fauzi hilang kepada petugas patroli bahwa satu pendaki yang dipandu Yusuf hilang saat perjalanan turun menuju Isilali. Titik Firdaus hilang di sekitaran Nasapeha.
Pencarian pun, berlanjut namun tidak membuahkan hasil tepat pada tanggal 04 mei 2025 Taman Nasional Manusela melakuan pemerhentian pencarian dikarenakan sempat dihentikan karena beberapa faktor, termasuk kondisi fisik tim pencari dan evaluasi kegiatan pencarian yang sudah berlangsung lama, namun tak membuahkan hasil.
Atas desakan Pemerintah Daerah Maluku Tengah (Malteng) dalam hal ini Wakil Bupati Mario Lawalata, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Saadiah Uluputty, Taman Nasional Manusela bersama dengan ketua Latupati Kecamatan Tehoru Bernard Lilihata maupun tokoh adat lainnya Relawan Pecinta Alam Maluku (PAM) tokoh Pemuda, tokoh masyarakat; guna merempung gagasan dalam kelanjutan proses pencarian Firdaus Ahmad Fauzi, dengan mengutus sembilan (9), orang tim relawan untuk proses pencarian pada tanggal 12 mei 2025 sembaring melakuan ritual adat di Baileo (Rumah Adat) Negeri Piliana.
Pencarian pun di lakuan hingga tepat pada 17 Mei 2025 Alam Gunung Binaya teleh mengembalikan Alamrhum Firdaus Ahmad Fauzi sekitar pukul 14.30 WIT, ia di kabarkan meninggal dunia oleh tim SAR. Korban ditemukan tidak jauh dari titik terakhir jejaknya terdeteksi saat operasi SAR pertama, yaitu di Sungai Yahe (3°12’33.6” LS, 129°30’58.3” BT). Lokasi tersebut cukup terjal, dan pencarian sebelumnya sempat terhenti karena keterbatasan peralatan.
Dalam operasi SAR kedua ini, tim relawan membawa perlengkapan vertical rescue yang lebih lengkap, sehingga memungkinkan untuk menjangkau medan terjal yang sebelumnya tidak dapat diakses. Saat ini, tim relawan sedang melakukan proses evakuasi. Jenazah akan dibawa secara bergantian oleh tim secara estafet menuju Negeri Piliana melalui jalur pendakian utama.
Kronologi Operasi SAR Lanjutan
Operasi SAR lanjutan yang dilakukan oleh Relawan Pecinta Alam Maluku (PAM) bersama masyarakat adat Nusawele Saunulu dimulai pada 12 Mei 2025. Tim terbagi ke dalam tiga SRU (Search and Rescue Unit) atau satuan regu pencari. Adapun kronologinya sebagai berikut:
12 Mei 2025 Tim relawan melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan melangsungkan Upacara Adat di Negeri Piliana. Operasi SAR secara resmi dilanjutkan.
13 Mei 2025 SRU 1 bergerak menuju Nasapeha dalam melaksanakan prosesi upacara Adat di lokasi terakhir korban terlihat oleh rekan pendakinya.
14 Mei 2025 SRU 2 bergerak ke wilayah Isilali, sementara SRU 3 mulai menyusuri Sungai Yahe dari arah hilir menuju hulu.
15 – 16 Mei 2025 masing – masing SRU melakukan pencarian di area yang telah ditentukan (peta pencarian terlampir).
17 Mei 2025 SRU 1 dan SRU 2 bergabung untuk menyusuri Sungai Yahe dari hulu ke hilir. Sekitar pukul 14.30 WIT, mereka menghubungi Posko Induk di Negeri Piliana melalui radio komunikasi (HT) dan melaporkan bahwa survivor telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Saat ini, proses evakuasi sedang berlangsung menuju Negeri Piliana. Tim dilengkapi dengan perlengkapan evakuasi, termasuk tandu dan kantong jenazah.
Atas nama tim relawan, kami menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian Firdaus Ahmad Fauzi. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh relawan dan pihak yang telah membantu serta mendukung proses pencarian ini.
Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan.(*)