Universitas Terbuka (UT) Raih Akreditasi A dan Luncurkan Sentra Layanan UT (SALUT) untuk Tingkatkan Akses Pendidikan di Maluku
Lensaperistiwa.com – Ambon
Universitas Terbuka (UT) pada bulan Juli 2024 kemarin telah mendapatkan Akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) sebagai Universitas Negeri di Maluku yang mana, telah berdiri tahun 1984.
Dengan demikian Universitas Terbuka (UT) telah bergerak cepat guna memperkuat layanan yang baik kepada seluruh mahasiswa yang tersebar di Provinsi Maluku. Salah satunya adalah dengan mendirikan sentra layanan UT (SALUT).
Direktur UT Kota Ambon Yuli Tirtariandi El Anshori, kepada wartawan Jumat, (09/08/2024) menyatakan SALU merupakan sarana proses pembelajaran yang didirikan oleh unsur masyarakat sebagai mitra UT, dan berfungsi sebagai penghubung dalam mengakses layanan akademik dalam hal nonakademik serta kegiatan lainnya, “SALUT bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin menjadi mahasiswa, menjaga persistensi dan keberhasilan belajar mahasiswa itu sendiri.
UT, telah memberikan kesiapan belajar kepada mahasiswa terutama dalam pemanfaatkan dalam layanan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, sahut Yuli.
Ketus, Yuli bawasanya pendirian SALUT juga bertujuan dalam meningkatkan akses kepada seluruh mahasiswa dalam pemangku kepentingan terhadap layanan UT. Baik? Layanan administrasi akademik, nonakademik, dan layanan lainnya; serta memperluas akses kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya peningkatan akses layanan yang maksimal.
Menurutnya, SALUT terdiri dari dua bagian yaitu pertama, hasil transformasi dari Kelompok Belajar (Pokjar) dan yang kedua SALUT hal demikian didirikan oleh mitra baru, bukan Pengurus Pokjar. “Belum lama ini kami mendirikan SALUT di Kabupaten Buru Selatan (Bursel) yang mana telah diresmikan oleh Bupati Hj Safitri Malik Soulissa.”
Sementara di pertengahan Agustus lanjutnya UT akan meresmikan SALUT di Maluku Tenggara (Malra) yang notabennya adalah seluru wilayah kerjanya mencakup hingga Kota Tual hingga Desember nanti ditargetkan semua Pokjar yang ada di seluruh Kabupaten/Kota se-Maluku sudah bertransformasi menjadi SALUT, tegasnya.
Nantinya peresmian SALUT di Kabupaten Buru Selatan (Bursel), juga ditandai dengan penyerahan secara simbolis beasiswa yaitu ada di antaranya beasiswa KIP-Kuliah untuk 22 mahasiswa, dan 60 beasiswa dari Pemkab Bursel, “Kami berharap pemberian beasiswa tersebut dapat membantu meningkatkan akses pendidikan tinggi kepada warga Bursel sekaligus meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di daerah tersebut sehingga Bursel semakin cepat mensejajarkan diri dengan kabupaten lainnya” ujarnya.
Sekedar informasi saat ini UT Ambon masih membuka pendaftaran mahasiswa baru untuk program Sarjana dan Diploma Semester 2024/2025 Ganjil hingga tanggal 26 Agustus 2024 untuk jalur umum (lulusan SLTA Sederajat termasuk berijazah Paket C). Biaya admisi awal hanya Rp 100 ribu tanpa ada embel-embel sumbangan subansi atau uang gedung ataupun iuran pengembangan institusi.
Sementara untuk jalur alih kredit (RPL) pendaftaran dibuka hingga 19 Agustus 2024 dengan biaya admisi 400 ribu rupiah. Terdapat puluhan Program Studi di berbagai fakultas seperti Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Hukum, Ilmu sosial dan Ilmu Politik (FHISIP), Fakultas Sains dan teknologi (FST), serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Info pendaftaran bagi calon mahasiswa bisa dilihat di laman ambon.ut.ac.id ataupun melalui nomor layanan 081240791988. Pendaftaran secara online bisa melalui laman admisi-sia.ut.ac.id, juga bisa datang langsung ke Kantor UT Ambon di Jl. Wolter Monginsidi, Lateri, Kecamatan. Baguala Kota Ambon, ataupun melalui Pengurus Kelompok Belajar dan Sentra Layanan UT yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota se-Maluku.
Satu hal lagi ditambahkan Yuli, Prinsip Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh yang dijalankan UT memberikan kesempatan bagi siapapun untuk kuliah di UT, baik mereka yang sudah bekerja ataupun baru lulus SLTA sederajat. Kuliah di UT tidak melihat tahun lulus ijazah, tanpa tes masuk, dan tidak ada istilah drop out, “Mahasiswa juga bisa kuliah dari manapun, tanpa harus datang dan ngekos di Ambon sehingga mereka bisa menghemat biaya hidup sehari-hari, sekaligus meringankan beban orang tua,” imbuhnya.(*)