Pengusaha Harap Aspal Lokal Diutamakan daripada yang Impor

lensaperistiwa.com – jakarta

Indonesia memiliki dua produksi Aspal atau Asphalt. Jadi, penggunaan Aspal produk dalam negeri (PDN) pada setiap pembangunan infrastruktur jalan di seluruh daerah harus prioritas diutamakan terlebih dahulu.  

“Serap produk Aspal dalam negeri terlebih dahulu, baru memakai produk impor aspal,” kata Ketua Umum ASPABI Dwi Putranto ketika berdiskusi ketika Bussines Matcing Tahap III dengan tema “Membuka Peran Rantai Pasok Dalam Negeri Untuk Mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Senin (30/5/2022). 

Produk aspal yang dimaksud yakni pertama, Aspal minyak PT Pertamina yang dibuat dari bahan dasar minyak bumi. Produk aspal itu kerap kali diproduksi oleh Kilang Minyak Bumi di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng). Dengan memiliki kandungan tingkat komponen dalam negeri atau TKDN yang mencapai 27,61 persen untuk Aspal curah dan 32 persen untuk Aspal premium. 

Kedua, Aspal alam yang dikenal dengan Aspal Buton (Asbuton) merupakan merupakan salah satu material lokal yang membanggakan Indonesia. Karena, memiliki cadangan material yang paling banyak di dunia. Dengan memiliki kandungan TKDN dapat mencapai 88 persen. 

“Jadi kalau ada anggaran Aspal sebanyak Rp1 triliun, maka sekitar Rp880 miliar itu berputar pada pelaku usaha dalam negeri, sisanya Rp120 miliar dikirim ke luar negeri, ” kata Dwi. 

Hal itu berbanding terbalik, jika Aspal yang digunakan berasal dari luar negeri atau impor. Pelaku usaha dalam negeri hanya mendapatkan sebanyak 5 persen dari total anggaran pembelian Aspal impor. 

“Paling parah pakai impor, jika ada Rp1 triliun anggaran pembelian, maka sekitar Rp950 miliar dikirim ke luar negeri,” kata Dwi. 

Dwi mengajak, seluruh pemangku kepentingan terkait pembangunan infrastruktur jalan dapat menggunakan Aspal produksi dalam negeri. Dengan membeli produk Aspal tersebut, tentunya dapat membuat pelaku usaha dari mulai mikro hingga menengah yang berkaitan dengan sektor konstruksi menjadi lebih sejahtera. 

Sebab, kedua jenis Aspal tersebut memiliki kandungan TKND yang tinggi. Hingga berpotensi membuat pelaku usaha lojal yang terlibat dalam pembuatan menjadi terkena dampaknya ketika dibeli. 

“Kita bisa bayangkan uang yang banyak itu beredar di dalam negeri, sehingga berdampak pada kehidupan pelaku usaha lokal,” tutur Dwi.

Diketahui, kegiatan Bussines Matcing dibagi dalam tiga tahap yang dimulai pada 23-27 Mei 2022, yang dilaksanakan oleh seluruh K/L, BUMN dan juga Pemda secara daring, kemudian pada 24 Mei 2022 yakni Arahan Presiden terakait belanja dalam negeri di K/L, Pemda dan BUMN, dan yang ketiga atau puncaknya adalah pada 30-31 Mei 2022 yang juga akan dilakukan penandatanganan komitmen, pameran dan talk show.

104 views

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *