lensaperistiwa.com – Cikampek
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan jika lonjakan arus mudik didominasi pengguna kendaraan pribadi, khususnya mobil dan motor hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.
Hal ini, kata Erick, menunjukkan bahwa pemudik masih lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi mereka daripada angkutan umum yang disiapkan pemerintah.
“Saya berharap masyarakat kembali pergunakan juga alternatif (kendaraan untuk mudik) lain seperti kereta api kita sudah siapkan. Kereta api itu bisa menampung delapan juta kapasitas, hari ini baru 2,6 juta,” ujar Menteri BUMN dalam kunjungan kerjanya di Posko Pelayanan dan Monitoring Mudik Aman dan Sehat di Cikampek, Provinsi Jawa Barat pada Sabtu (30/4/2022).
Menurut Menteri Erick, kereta api merupakan salah satu alternatif mudik yang bisa menjadi pihan utama masyarakat karena memiliki sejumlah fasilitas penunjang kenyamanan.
Selain itu penumpang kereta api juga bisa menikmati pemandangan yang indah untuk menghindari kejenuhan selama perjalanan ke kampung halaman masing-masing.
“Jadi masih bisa kita dorong (penambahan kapasitasnya) dengan kereta api juga tepat waktu, ada AC, makanan yang enak sekali, dan juga wisata lihat kanan-kiri jadi ini alternatif (untuk mudik),” tuturnya.
Menteri Erick juga mengatakan, pemudik yang mampu juga bisa menggunakan transportasi udara untuk pulang ke kampung halaman.
Dalam hal ini pemerintah, melalui Kementerian BUMN telah menambah maskapai baru, yakni Pelita Air, yang bisa mengantar pemudik ke tujuan lebih cepat dan nyaman.
“Kalau yang mampu, karena saya tahu tiket pesawat lagi mahal, tidak ada salahnya juga berkorban buat masyarakat yang memang memerlukan,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, penyebab tiket pesawat mahal karena terdampak lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) dunia akibat konflik Rusia-Ukraina.
Disamping itu, tingginya harga tiket juga terkait dengan keterbatasan jumlah armada yang tersedia karena perusahaan maskapai merupakan salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19.
“Kondisi industri pesawat terbang di seluruh negara saatini profitnya turun 50 persen, jadi pesawatnya banyak yang berhenti. Alternatif kereta api ataupun yang sangat mampu untuk udara (untuk mudik) silakan dicoba ya yang di udara ya sabar,” katanya.
Menteri Erick juga mendorong agar jalan tol yang dibangun oleh pihak swasta bisa memiliki standar yang sama dengan jalan tol perusahaan BUMN, khususnya Jasa Marga.
Dengan standar tol yang sama maka antisipasi kemacetan pada saat arus mudik bisa diantisipasi, seperti dengan melebarkan jalan dan menambah kualitas jalannya.
“Jalan tol yang dimiliki swasta nanti kita dorong standar sama dengan standarisasi yang BUMN. Ke depan tahun ini ya mungkin mereka juga kaget-kaget karena mereka belum biasa, tetapi ke depan tadi kita tapi standarnya harus,” tuturnya. (Pol)